•
•Dalam memposisikan kedudukan ilmu, ajaran
agama menempatkannya sebagai hal yang
penting dan utama. Hal
ini dikarenakan ilmu merupakan ukuran bagi kualitas
hidup
manusia. Selain itu, pesatnya perkembangan ilmu menjadi aset pembangunan, serta berfungsi sebagai pilar kebudayaan.
Terkaitnya dengan tujuan hidup manusia, baik di dunia maupun akhirat, ilmu sangat berperan dalam mewujudkannya. Isyarat ini diberikan Nabi
Muhammad SAW. dengan sabdanya,
"Barang
siapa
yang ingin
mendapatkan
kesuksesan
hidup
di
dunia
dituntut
untuk
menguasai
ilmu
pengetahuan,
dan
barang
siapa
yang ingin
mendapatkan
kebahagian
akhiratnya
dituntut
untuk
menguasai
ilmu
pengetahuan,
dan
barang
siapa
yang ingin
mendapatkan
kesuksesan
dan
kebahagiaan
keduanya
juga
dituntut
untuk
menguasai
ilmu
pengetahuan."
•
Dari hadis di atas, jelas ajaran Islam menempatkan ilmu sebagai salah satu alat untuk mencapai kebahagaian di dunia, maupun di akhirat. Bahkan sejak awal kelahirannya,
agama Islam telah menghargai ilmu dan akal. Secara tegas hal tersebut dinyatakan dalam Al -
Qur'an dengan turunnya ayat pertama yang
berisi perintah
membaca. Perintah ini mengandung makna untuk mencari
ilmu. Selain itu, Nabi mendorong umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang hidupnya, selama ada kesempatan, meskipun dengan cara merantau ke negeri Cina. Dengan demikian, segala macam ilmu boleh dicari, dan dipelajari asalkan mendatangkan manfaat bagi dirinya, dan bagi
orang lain.
•
•Dengan ilmu yang dimilikinya,
seseorang
akan
dihormati
dan
semakin
bertambah
tinggi
derajatnya
di hadapan
Allah. Sahabat
Ali ketika
oleh
10 orang yang ingin mengujinya
ditanya,”Manakah
yang lebih
utama:
ilmu
atau
harta,”
dengan
tegas
dan
argumentative dia menjawab,
jelas
ilmu
yang lebih
utama
karena
dengan
:
1.Ilmu
merupakan
warisan
para
Nabi,
sedangkan
harta
adalah
warisan
Qarun,
Fir’aun
dan
orang – orang serakah dan durhaka
lainnya;
2.Ilmu
akan
senatiasa
menjaga
pemiliknya,
sedangkan
harta
harus
selalu
dijaga
pemilkinya;
Hartawan
cenderung
punya
banyak
musuh,
sedangkan
ilmuan
biasanya
punya
banyak
teman;
3.Apabila
digunakan,
harta
berkurang,
sedangkan
ilmu
akan
bertambah;
Pemilik harta cenderung memperoleh predikat yang jelek – jelek (pelit, angkuh, dan sebagainya), sedangkan pemilik ilmu cenderung memperoleh predikat yang baik – baik;
Pemilik harta cenderung memperoleh predikat yang jelek – jelek (pelit, angkuh, dan sebagainya), sedangkan pemilik ilmu cenderung memperoleh predikat yang baik – baik;
4.Harta
harus
dijaga
dari
pencuri,
sedangkan
ilmu
tidak;
5.Orang
yang memiliki
harta
akan
banyak
dihisab
pada
hari
Kiamat,
sedangkan
orang yang memiliki
ilmu
akan
memperoleh
pertolongan
karena
ilmunya
itu;
6.Harta
mengalami
kerusakan,
sedangkan
ilmu
sebaliknya;
7.Harta
membuat
hati
keras,
sedangkan
ilmu
menyinari
hati;
8.Harta
mengantarkan
pemiliknya
menganggap
dirinya
tuhan,
sedangkan
ilmu
membuat
pemiliknya
merasa
sebagai
hamba.
●
•
•BELAJAR. Mendengar kata
ini saja sebagian
orang sudah merasa ”alergi”.
Yang terbayang dibenak adalah setumpuk buku tebal yang
membosankan. Banyak
orang juga beranggapan bahwa mereka sudah lama
lulus dari sekolah, jadi untuk apa belajar.
Orang-orang tersebut berpikir demikian karena mereka tidak melihat ataupun belum menikmati manfaat dahsyat dari kegiatan ”belajar”. Dengan banyak ”belajar” kita menjadi
orang yang memiliki banyak pengetahuan.
Orang sekitar kita pun akan melihat dan merasakan ”aset” pengetahuan yang
kita miliki, sehingga mereka akan datang kepada kita untuk mendapatkan ”solusi”
yang mereka cari.
•
•
•Belajar adalah
proses untuk mengerti sesuatu. Belajar dan mengajar ilmu sama pentingnya. Keduanya tidak bisa dipisah-pisahkan.
Orang yang merasa tidak mempunyai ilmu wajib menuntut ilmu.
"Seseorang itu tidaklah akan dilahirkan dalam keadaan pandai. Jadi, ilmu pengetahuan itu pastilah harus diusahakan dengan belajar"
(Muhammad Jamaluddin Alqasimi Addimasyqi, terjemahan. Moh. Abdai Rathamy,
1973:19). Jika dalam hidup dan kehidupan di dunia ini tidak ada ilmu, manusia kehilangan arah panutan dalam berprilaku sehingga dalam hidupnya benar - benar seperti bintang.
•
•
•Dengan ilmu yang
dimilikinya seseorang mampu menerjemahkan, memahami, dan meneliti, serta dapat mengetahui yang
benar dan yang
salah. Juga mampu membedakan barang yang
halal, dan yang
haram. Selain itu juga mampu memilah mana yang
wajib dan mana yang
sunat.
•Pengalaman (terutama kegagalan, kesuksesan, kesalahan) adalah guru
yang terbaik. Jadi, jangan pernah melewatkan kesuksesan yang
kita raih, kegagalan yang
kita alami, dan kesalahan yang
kita lakukan tanpa memetik pengalaman dari hal-hal tersebut. Tetapi waktu kita untuk belajar dari pengalaman sangat terbatas.
Kita tidak akan bisa memanfaatkan semua waktu yang
kita dapatkan untuk mempelajari semua yang
kita
•
•perlukan. Untuk itu, kita perlu belajar cerdas dan bijak.
Yang bisa kita lakukan antara lain
adalah belajar tidak hanya dari pengalaman kita sendiri, terutama adalah belajar dari pengalaman
orang lain. Banyak cara yang
bisa dilakukan, antara lain
adalah membaca biografi
orang-orang sukses.
•Di
dunia yang
bergerak cepat, banyak perubahan terjadi. Untuk mengendalikan perubahan ini, kita perlu belajar. Tanpa belajar, kita tidak bisa mengejar perubahan tersebut. Dengan belajar pun,
jika tidak dilakukan dengan kecepatan yang
sesuai dengan kecepatan perubahan tersebut, belum tentu juga kita dapat bertahan. Jadi, belajar sudah merupakan suatu keharusan, tetapi yang
lebih diperlukan adalah belajar untuk sukses, yaitu belajar dengan menerapkan strategi belajar efesien, efektif dan bijak. Selamat belajar!!!!!!
•
0 Responses so far.
Posting Komentar